Indonesia merupakan negara maritim di mana luas lautnya lebih besar dibanding luas daratannya. Keindahan dan kekayaan laut Indonesia begitu mempesona. Sayangnya, pencemaran lingkungan yang kerap kali terjadi lambat laut merusak ekosistem laut.
Pencemaran laut di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh manusia. Bukan sekadar merusak keindahan laut saja, pencemaran ini dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup yang berada di laut. Sebelum melakukan langkah pencegahan, sebaiknya ketahui dulu jenis-jenis pencemaran lingkungan di laut Indonesia.
Jenis Pencemaran Lingkungan di Laut Indonesia
Pesona laut Indonesia memang tidak ada duanya. Wisatawan mancanegara pun mengakui keindahan alam bawah laut negara kita dan tak segan untuk berkunjung. Akan tetapi, pencemaran yang sering terjadi lama kelamaan membuat keindahan laut di Indonesia menjadi berkurang. Tak hanya itu saja, makhluk hidup di laut pun kehidupannya semakin terancam akibat pencemaran tersebut.
Segala jenis pencemaran lingkungan yang terjadi di laut tentu saja sangat merugikan. Berikut ini adalah beberapa jenis pencemaran laut yang kerap terjadi di Indonesia:
Pembuangan Limbah Industri
Sudah bukan rahasia lagi jika jenis pencemaran laut nomor satu di Indonesia adalah limbah industri. Pemerintah setempat telah melarang pabrik-pabrik untuk membuang limbahnya ke selokan air atau sungai. Namun, tetap saja masih banyak industri yang membuang limbah pabriknya ke sungai, bahkan ke laut.
Perlu Anda ketahui limbah industri mengandung logam berbahaya, seperti arsenik, merkuri, timbal, dan masih banyak lagi. Zat berbahaya ini tidak bisa diurai oleh organisme dekomposer yang hidup di laut. Dampak buruk dari pembuangan limbah industri ke laut sudah pasti banyak makhluk hidup laut yang mati.
Meskipun ada makhluk laut yang bertahan, tubuhnya sudah tercemar oleh zat beracun tersebut. Sebagai contoh, ikan salmon yang hidup di laut tempat pembuangan limbah industri sudah pasti terkontaminasi oleh zat beracun. Daging ikan salmon yang berasal dari laut tercemar itu nantinya dikonsumsi oleh manusia. Konsumsi daging ikan yang mengandung zat beracun tentu saja berdampak pada kesehatan konsumennya.
Tumpahan Minyak dari Pertambangan Lepas Pantai
Satu lagi jenis pencemaran laut yang pernah terjadi di Indonesia, yakni limbah atau pertumpahan minyak dari aktivitas pertambangan yang dilakukan di lepas pantai. Pada umumnya, pertambangan ini berada di tengah laut. Jadi, satu-satunya tempat untuk membuang limbah hasil pertambangan tentu saja di laut.
Tak sampai di situ saja, ada beberapa faktor yang menyebabkan air laut jadi tercemar karena adanya pertambangan, misalnya oil spill (minyak tumpah) saat kapal tanker yang mengangkut minyak mengalami kecelakaan atau pengeboran sumur minyak.
Anda tentu sudah tahu bahwa air dan minyak adalah dua elemen yang tidak dapat bercampur jadi satu. Selain itu, limbah minyak dari pertambangan di lepas pantai juga mengandung zat berbahaya yang mengancam hidup ekosistem ikan di laut. Bahkan, terumbu karang juga akan rusak karena adanya pencemaran limbah minyak ini.
Kerusakan Terumbu Karang Akibat Pukat Harimau
Pukat harimau adalah alat yang digunakan untuk menangkap udang di dasar laut. Bentuk dari pukat harimau ini adalah jaring berbentuk kantong yang nanti akan ditarik oleh kapal pukat. Alat ini cukup efektif untuk menangkap udang, tapi bisa menyebabkan kerusakan pada semua benda yang ada di dasar laut, dalam hal ini adalah terumbu karang.
Penggunaan pukat harimau akan merusak terumbu karang dan rumput laut yang dilewatinya. Yang lebih miris, bukan hanya kerusakan terumbu karang saja, tetapi alat ini mampu menjaring ikan kecil maupun ikan besar sehingga ikan tidak dapat berkembang biak dengan baik.
Cara pukat harimau merusak terumbu karang adalah lubang bukaan jaring dengan bobot beberapa ton yang mampu membuat lubang galian besar sehingga ketika diseret dengan kapal, maka batu maupun terumbu karang di dasar laut akan ikut terseret dan menjadi rusak.
Coral Bleaching Akibat Global Warming
Pemanasan global (global warming) adalah masalah yang sangat serius dan berimbas pada terumbu karang. Fenomena coral bleaching adalah salah satu bukti dampak buruk akibat pemanasan global. Sekadar informasi, coral bleaching adalah perubahan warna alami terumbu karang menjadi putih.
Sebagaimana yang kita ketahui, warna-warna terumbu karang berasal dari ganggang yang hidup di terumbu karang. Pemanasan global menyebabkan suhu air laut meningkat dan menyebabkan ganggang tersebut pergi meninggalkan terumbu karang. Bukan hanya kenaikan suhu air laut saja, penangkapan ekosistem laut secara berlebihan turut menjadi penyebab coral bleaching.
Eksploitasi Ikan
Bentuk pencemaran lingkungan di laut yang masih sering terjadi di negara kita adalah eksploitasi ikan. Para nelayan yang menangkap ikan secara berlebihan dapat merusak regenerasi makhluk hidup di laut. Apalagi jika proses penangkapan ikan menggunakan peledak, bukan hanya ikan saja, tapi makhluk hidup lain akan mati akibat bahan peledak tersebut.
Apapun caranya, eksploitasi ikan memang bentuk pencemaran laut yang serius. Penangkapan ikan secara berlebihan sudah pasti akan merusak kelangsungan hidup ekosistem di laut.
Kontaminasi Pestisida
Pestisida merupakan bahan kimia yang dipakai untuk membunuh hama tanaman. Sekilas rasanya tidak mungkin jika pestisida ini mencemari laut yang luas. Namun, perlu Anda ingat bahwa air sungai selalu bermuara ke laut. Bisa Anda bayangkan jika air sungai terkontaminasi oleh pestisida, laut sebagai muaranya tentu akan tercemar juga.
Air laut yang sudah terkontaminasi pestisida akan diserap oleh ikan dan makhluk laut lainnya. Pada akhirnya, kandungan pestisida akan mengendap pada tubuh ikan dan ikan tersebut menjadi beracun. Ikan yang terkontaminasi pestisida itu mungkin akan ditangkap oleh nelayan, dijual di pasar, dan disantap oleh Anda.
Penumpukan Sampah Plastik
Tahun 2018 lalu Indonesia sempat digemparkan dengan penemuan bangkai paus sperma di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Yang membuat gempar bukan bangkai ikan pausnya, tetapi isi dalam perut bangkai ikan tersebut. Sangat menyedihkan karena di dalam ikan paus malang tersebut ditemukan sampah plastik seberat 5,9 kg. Paus ini menelan botol plastik, kantong plastik, hingga sandal jepit.
Tak hanya di Indonesia, di perairan Thailand bagian selatan juga pernah ditemukan bangkai paus pilot. Paus tersebut mati karena telah menelan 80 kantong plastik.
Dari dua kejadian tersebut kita mengetahui bahwa sampah plastik adalah pencemaran laut yang serius. Bukan hanya merusak keindahan laut, sampah plastik yang berada di laut dapat mengganggu kehidupan ekosistem laut, apalagi plastik adalah material yang sulit terurai.
Bagaimana penumpukan sampah plastik ini bisa terjadi? Sampah plastik bisa berasal dari sampah-sampah yang ada di sungai lalu terbawa hingga ke laut. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh pengunjung pantai yang membuang sampah plastik di laut dengan sengaja.
Hampir semua jenis pencemaran laut ini disebabkan oleh ulah manusia. Jadi, dibutuhkan kesadaran diri dalam masing-masing individu untuk mencegah semua hal yang dapat mencemari laut.
Cara Mencegah Pencemaran dan Kerusakan Laut
Mencegah pencemaran dan kerusakan laut tidak hanya bisa dilakukan dengan penyuluhan. Setiap individu harus melakukan aksi nyata untuk menanggulangi masalah pencemaran laut ini. Siapa yang bertanggung jawab atas kelestarian lingkungan laut? Tentu saja kita semua.
Nah, berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pencemaran dan kerusakan laut secara sederhana:
● Bijak Menggunakan Plastik
Kita semua tahu bahwa pencemaran laut karena sampah plastik sudah semakin meresahkan. Sebagai pengguna plastik, kita harus lebih bijak lagi dalam menggunakan plastik. Usahakan untuk mengganti segala wadah material plastik dengan wadah yang lebih ramah lingkungan. Contohnya plastik untuk membungkus makanan bisa diganti dengan daun yang lebih alami dan mudah terurai.
Kalaupun Anda harus memakai wadah plastik, gunakan wadah plastik reusable yang bisa dipakai berkali-kali agar tidak menjadi sampah plastik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir. Bila perlu kurangi pemakaian plastik dalam kehidupan kita sehari-hari.
● Merancang Peraturan Tegas untuk Melindungi Laut
Pemerintah yang berwenang harus merancang peraturan tegas untuk melindungi alam dan ekosistem laut. Kebijakan tersebut meliputi poin-poin yang melarang segala bentuk pencemaran laut, mulai dari oil spill, penggunaan pukat harimau, sampai membuang sampah sembarang di laut maupun pantai.
Tak hanya sekadar peraturan belaka, pihak yang berwenang juga harus menindak tegas oknum yang melanggar peraturan seperti memberikan sanksi hukum atau denda yang setimpal. Dengan kata lain, peraturan yang dibuat ini bisa memberikan efek jera agar pelakunya tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari.
● Menangkap Ikan dengan Bijaksana Menggunakan Alat yang Aman
Penangkapan ikan secara berlebihan memang dapat mengganggu regenerasi ikan. Jangan heran jika suatu hari ikan jenis tertentu menjadi langka dan harganya sangat mahal akibat penangkapan yang tak terkendali. Oleh karena itu, nelayan setempat harus dihimbau untuk menangkap ikan dengan jumlah yang bijaksana.
Di samping itu, nelayan dan penangkap ikan lainnya harus diwajibkan menggunakan alat yang aman. Hindari penggunaan pukat harimau, ledakan, dan alat-alat berbahaya lainnya agar lingkungan laut tidak rusak karena penangkapan ikan tersebut.
● Jaga Kebersihan Laut dan Pantai
“Untuk apa membersihkan pantai, ‘kan kami hanya pengunjung!”
Pernahkah kalimat seperti ini terlintas di benak Anda? Banyak orang yang merasa bahwa mereka memiliki wewenang untuk mencemari lingkungan pantai dan laut karena mereka hanya pengunjung. Mirisnya, mereka bahkan berani membuang sampah sembarangan di pantai dan laut lalu berharap petugas setempat lah yang membersihkannya.
Kebersihan pantai dan laut adalah tanggung jawab pengunjung. Setiap pengunjung harus memiliki kesadaran untuk tidak meninggalkan sampah di pantai atau membuangnya di laut. Semua sampah dari pengunjung harus dibawa pulang atau dimasukkan ke dalam tempat sampah yang tersedia.
Siapa lagi yang akan menjaga kebersihan dan kelestarian laut jika bukan kita? Yuk, bahu membahu untuk menanggulangi pencemaran di laut.
Rinso mengajak seluruh komennya untuk turut dalam gerakan “Yuk Mulai Bijak Plastik” sebagai usaha untuk mencegah pencemaran laut dan lingkungan sekitar. Aksi yang sudah dilakukan oleh Rinso adalah menggunakan kemasan hasil dari daur ulang dan bisa kembali didaur ulang. Usaha ini dapat mengurangi pemakaian plastik dan memberikan efek yang cukup besar dalam menanggulangi pencemaran plastik.
Jangan ragu untuk turut serta dalam gerakan Yuk Mulai Bijak Plastik dari Rinso ini. Mulailah dari hal yang paling sederhana terlebih dahulu, seperti membawa tas belanja sebagai pengganti kantong kresek atau turut menyetorkan sampah plastik pada bank sampah terdekat.
Referensi:
● dictio.id/t/bagaimana-cara-penanggulangan-pencemaran-laut/110005
● geologinesia.com/2017/10/pencemaran-laut-dan-sumber-penyebabnya.html
● ilmugeografi.com/bencana-alam/cara-mencegah-pencemaran-air
● maritimeworld.web.id/2011/08/pencegahan-dan-penanggulangan.html
Diakses pada 20 Mar 2020